Selasa, 18 April 2017

Nggakpapa....

Diposting oleh Riza Aftasony di 15.50 0 komentar

Kalau hari ini merasa tidak beruntung, nggakpapa... Mungkin hanya belum waktunya saja.
Kalau hari ini sedih, nggakpapa... Mungkin besok sedihnya sudah diganti bahagia. Seperti siang yang berganti malam.
Kalau hari ini kecewa, nggakpapa...
Mungkin besok sudah ceria lagi.
Kalau hari ini merasa buruk sekali, nggakpapa... Mungkin besok sudah merasa baikan lagi.
Kalau hari ini merasa hancur, nggakpapa...  Mungkin besok sudah utuh lagi.

Yaa muqollibal qulub tsabbits qolbi alaa dinik wa alaa thoatika...

Masih kagum dengan kekuatan Allah membolak balikkan hati manusia. Subhanallah....

-------------------------------------------------------------------
18 april 2017
Hari ini ulangtahunku yang ke 24. Aku merasa sedih sekali bahkan sampai menitikkan air mata saking sedih dan kecewanya. Entahlah. Tapi nggakpapa.... Mungkin besok sudah ceria lagi  😁😁

Minggu, 01 Januari 2017

Assalamualaikum 2017

Diposting oleh Riza Aftasony di 04.49 1 komentar

Alhamdulillah untuk setiap sedih dan bahagia yang Allah titipkan sepanjang tahun 2016, apapun yang terjadi sepanjang tahun 2016, insyaallah takdir Allah pasti baik. Alhamdulillah untuk rezeki menikah yang tak pernah kusangka akan Allah berikan padaku di akhir tahun 2016. Alhamdulillah sekarang sudah punya suami yang insyaallah solih dan multitalent 😆. Semoga selalu sakinah mawaddah warahmah sampai akhir waktu. Dijodohkan hingga ke syurga. Aamiin.

Dibanding tahun-tahun sebelumnya, tahun 2016 ini adalah tahun yang paling banter perjuangannya. Bukan masalah skripsi yang gak kelar kelar atau sekedar putus Cinta atau ditanyai kapan nikah kapan nikah. Bukan. Tapi perjuangan di tahun 2016 ini adalah merawat abah yang sakit diawal tahun . Menangis, berdoa, berusaha. Setiap hari selalu begitu. Melakukan hal-hal yang tak biasa bahkan tak pernah aku lakukan sebelumnya. Belajar tegar. Belajar dewasa. Belajar berani. Belajar tegas. Belajar mandiri. Belajar sabar. Belajar ikhlas. Belajar bersyukur. Belajar banyak sekali dari kejadian itu. Tapi Allah adalah sebaik baik perencana. Allah menghadirkan pelangi setelah hujan. Diakhir tahun Allah menghadirkan pelangi berupa kamu. Kamu adalah hadiah dari Allah yang akan aku jaga dan aku sayangi sepanjang hidupku. InsyaAllah.

Assalamualaikum 2017, doaku sederhana yaAllah, sehatkan abah umi dan abah umi (mertua) selalu, kesehatan beliau beliau adalah kebahagiaanku.

Jadikan aku istri yang soliha, anak yang soliha dan ibu yang soliha. Semoga Allah Ridho.

Berkahilah pernikahanku yaAllah sehingga selalu berlimpah sakinah mawaddah warahmah selamanya tanpa batas waktu.

Semoga menjadi pribadi yang lebih baik di tahun 2017. Tetap semangat. Be happy and smile. Dan berjuang tanpa batas.

Aamiin  😘😘

Minggu, 27 November 2016

H-17

Diposting oleh Riza Aftasony di 11.59 0 komentar

Sampai detik ini pun saya masih tidak percaya saya akan menikah dengan seseorang di akhir tahun. Tidak pernah terfikirkan momen sakral itu akan saya lalui tahun 2016 ini. Tapi skenario kehidupan hanya Allah yang mengatur dengan sebaik baik rencana. Waktu semakin dekat dengan hari H. Saya jadi sering terharu haru sendirian. Perasaan saya terbagi bagi menjadi berbagai macam rasa. Saya bahagia dan bersyukur sekali karena diberikan rezeki jodoh di usia 23 tahun sehingga kegalauan saya merenungi siapa jodoh saya akan segera berakhir. Saya bersyukur karena diberikan jodoh yang baik. Calon suami saya adalah hadiah terindah yang dikirim Allah untuk saya. Saya tidak pernah menyangka akan mendapatkan hadiah seindah ini. Alhamdulillah wala saufa yu'tiika robbuka fatardhaa...

Saya jadi sering menangis sendirian karena teringat almarhumah mama. Menangis karena teringat abah. Perjuangan abah demi keluarga, sementara saya belum bisa membalas apapun, belum bisa membahagiakan beliau, belum berbakti kepada beliau. Abah adalah satu satunya orang yang cintanya paling tulus di dunia ini yang saya punya. Abah adalah Harta paling berharga yang saya miliki. Doa doa saya untuk kesehatan dan kebahagiaan abah adalah doa yang selalu saya panjatkan. Terima Kasih abah untuk setiap Kasih sayang, kesabaran dan kelembutan njenengan selama ini. Maafkan saya yang sering menyakiti hati njenengan. Njenengan adalah yang terbaik yang saya miliki di dunia ini.

Saya menangis tersedu menulis tulisan ini. Teringat setiap fase dalam kehidupan saya yang saya lewati bersama mama yang hanya sesaat, bersama abah yang sampai detik ini. Saya berharap semoga calon suami saya akan menjaga saya sama seperti bagaimana abah menjaga saya selama ini. Semoga calon suami saya akan mencintai saya sama seperti bagaimana abah mencintai saya selama ini dengan setulus tulusnya Cinta. InshaAllah~

27 November 2016

Selasa, 08 November 2016

Terlewati juga

Diposting oleh Riza Aftasony di 02.32 0 komentar

Seringkali aku menantikan suatu hari, menghitungnya, dan membayangkan hal hal Indah di hari itu. Hari yang ku nanti itu pada akhirnya terlewati juga. Aku hanya perlu sabar menantinya. Aku hanya perlu menikmati proses penantiannya. Tapi penantian hari kali ini sepertinya berbeda dengan penantian sebelum sebelumnya. Penantian hari kali ini debarnya lebih terasa. Bagaimana tidak berdebar, hari yang kunanti adalah hari pernikahanku yang pada akhirnya akan terlewati juga. Menantikan suatu hari, aku tidak pernah sedebar ini. Hari hari terasa lebih lama dari biasanya. Kenapa bisa seperti itu? 
H-37

Selasa, 01 November 2016

H-42

Diposting oleh Riza Aftasony di 19.52 0 komentar

Kemarin mas cerita,  katanya hpnya ketinggalan di sekolah.  Terus cerita lagi,  katanya habis jenguk anak temannya yang dirawat di icu karena demam berdarah. Terus aku juga cerita sama mas kalau hari itu aku mendampingi anak-anak lomba di sengkaling seharian. Beberapa hari sempat khawatir karena mas ngga ada kabar.  Sedang sakitkah, sedihkah, atau ada sesuatu yang sulitkah.  Begitu hatiku bertanya-tanya. Tapi setelah di ceritani begitu sama mas hatiku jadi lega, legaa sekali. Bahagia, bahagiaa sekali. Setidaknya aku tahu kalau mas sehat dan beraktivitas seperti biasa. Bercerita tentang apa yang dilakukan hari itu meskipun kelihatannya sederhana tapi senang sekali bisa diceritani seperti itu sama mas. Lega sekali dikabari begitu sama mas. Bahagia itu sederhana mas, sesederhana dapat kabar atau cerita kecil darimu. Tidak bisakah setiap hari aku mendapatkan bingkisan cerita darimu?

Sabtu, 15 Oktober 2016

Diposting oleh Riza Aftasony di 10.15 0 komentar

Dilamar itu rezeki. Laki laki yang baik adalah laki-laki yang berani melamar. Dan perempuan yang baik adalah perempuan yang ikhlas menerima lamaran. Kata kata itu yang pernah ku baca di tumblr favoritku.

Rasanya masih belum percaya. Keluarga kami sudah merencanakan Pernikahan kami di akhir tahun 2016. Mungkin karena prosesnya yang terlalu cepat jadi rasanya seperti aneh dan tidak terdefinisi. Siapa sangka momentum mendebarkan itu akan aku lalui tahun ini. Subhanallah, Allah is the best of planners. Tetapi satu hal yang pasti, ada kebahagiaan didalamnya yang selalu aku syukuri hingga detik ini.

Perkenalanku dengan mas dimulai bulan september 2016. Sebenarnya aku tidak mengerti apa yang membawanya datang menujuku.  Padahal siapalah daku hanya remahan rempeyek mas, cantik tidak, kaya tidak, pintar tidak, soleha tidak juga. Tapi mas benar benar datang dengan tujuan. Nanti jika kami sudah sah menikah, aku ingin menanyakan padanya mengapa ia menujuku.

Taaruf kami yang sederhana, waktu itu mas datang bersama dua temannya yang salah satu dari temannya itu adalah tetanggaku. Beliaulah yang mengantar mas sampai pada rumah saudaraku yang akhirnya mempertemukan kami berdua. Kesan pertama saat bertemu dengan mas, aku tidak menemukan senyumnya. Yang aku lihat darinya adalah wajah yang dingin, tanpa senyum dan tenang. Aku bahkan heran sekali bagaimana bisa mas terlihat tenang sementara aku grogi sekali tidak karuan.

Setelah pertemuan pertama, kami bertukar nomor handphone. Kami mulai berkomunikasi lewat whatsapp. Kami hanya membahas hal hal penting. Mas itu orangnya to the point dan ngga basa basi. Jadi kalau mas ingin bertanya ia langsung ke pertanyaan inti. Jika sudah tidak ada hal yang perlu dibahas dan ditanyakan maka percakapan kami berhenti sampai disitu. Bahasa chattingnya juga dingin sekali, membuatku berprasangka pada mas dan aku menyesal sudah berprasangka.

Masih di bulan September 2016,  mas bertanya kepadaku, apakah ia boleh berkunjung ke rumahku. Hari itu hari senin malam selasa. Mas benar benar datang bersama keluarganya membawa tetelan dan bawaan lainnya. Mengutarakan maksud  tujuannya. Sekali lagi, selalu ada bahagia yang bisa disyukuri.

Hari pertama di bulan Oktober sabtu malam minggu, keluargaku yang berkunjung ke kediaman mas. Membalas kunjungan keluarga mas pada waktu itu. Ada perasaan bahagia, damai dan hangat saat salim dan berpelukan dengan ummi, ibu hebat yang melahirkan mas. Hari itulah ditetapkan tanggal pernikahan kami. Dan acara manis pada malam itu ditutup dengan sebuah cincin yang dipakaikan bibinya mas di jariku. Meskipun cincinnya kebesaran, tapi subhanallah terharu sekali rasanya.

Sejak hari itu, bagiku hari demi hari terasa sangat lama. Kami mulai membahas hal hal yang berhubungan dengan pernikahan lewat whatsapp. Tidak pernah telpon hanya chatt dengan whatsapp. Sekali lagi kami hanya membahas hal hal penting. Mas tidak pernah berkata cinta cintaan atau semacamnya seperti kebanyakan pasangan yang mau menikah. Memberi perhatian juga sekedarnya. Tapi mas adalah pria yang mengajakku menikah.

Semoga Allah mempermudah urusan pernikahan kita sampai hari H ya mas.
Aamiin.

Malang, 15 Oktober 2016

Senin, 11 Juli 2016

Alhamdulillah, idul fitri (:

Diposting oleh Riza Aftasony di 03.32 0 komentar

Bagaimanapun keadaan idul fitrimu jangan pernah sekalipun lupa untuk bersyukur. Meskipun idul fitrimu banyak sekali kekurangan, semoga terselip berkah yang luar biasa. Jadi, bagaimana idul fitrimu tahun ini?

Malam takbiran berkumandang, selalu menyisakan air mata. Hal itu menjadi rutin sejak saya kelas 6 SD. Karena pada waktu itu menjadi awal kehidupan saya, takbiran dan idul fitri tanpa mama saya yang meskipun sudah tiada tetapi selalu lekat di hati saya. Malam takbiran tahun ini, dengan suasana yang berbeda, saya dengan air mata saya, menangisi jalan kehidupan yang telah digariskan Allah, meratapi dosa-dosa yang saya lakukan, merindukan mama saya, menangisi diri saya yang masih sendiri, juga berusaha untuk  bersyukur. Air mata itu terhenti dengan tiba-tiba karena ada tamu yang tiba-tiba mengetok pintu pagar. Saya gelagapan mengusap air mata. Padahal saya masih ingin menangis lebih lama lagi menumpahkan segalanya~~

Hari raya idul fitri selalu saya yakini sebagai hari yang penuh berkah tidak peduli bagaimanapun kekurangannya. Tapi idul fitri kali ini adalah yang paling menggoreskan luka bagi saya. Semoga berkah dan keajaiban selalu menyertai keluarga saya. Sehat sehat selalu abah, saya selalu memohon kesehatan dan keselamatan kepada Allah untuk abah melebihi diri saya sendiri. Bahagia saya adalah kesehatan abah. Tolong, jangan pernah merasa sakit karena hal itu membuat hati saya terasa sakit.

Alhamdulillah, terimakasih ya allah, tahun ini begitu banyak perjuangan dan air mata. Jadi seperti ini yang namanya ujian kehidupan? Saya jadi ragu, apakah saya mampu melewati hari-hari berikutnya? Apakah seperti ini kehidupan orang dewasa?

Bahkan idul fitri tahun ini saya lupa untuk selfie :(

Alhamdulillah masih bisa merasakan idul fitri dengan makna yang berbeda. Alhamdulillah (:

 

Stroberi Note's Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea