Pengukuran Ingatan (memori)
Tes-tes ingatan
dapat dikelompokkan menjadi dua macam : Tes ingatan langsung (eksplisit) dan
Tes ingatan tidak langsung (implisit).
1. Tes
Ingatan Langsung (eksplisit)
Tes
ingatan langsung mengacu pada peristiwa-peristiwa sasaran dalam pribadi subjek
yang menunjuk pada konteks ruang dan waktu. Misalnya tanggal, hari, jam, atau
tempat dan lingkungan peristiwa. Peristiwa-peristiwa khas dapat berupa
penyajian daftar kata-kata, gambar-gambar, kalimat-kalimat dan
peristiwa-peristiwa yang dialami didalam sejarah kehidupan subjek. Tes-tes
ingatan langsung misalnya tes rekognisi, dan tes recall.
a.
Tes Rekognisi
Subjek diminta membedakan antara
stimulus-stimulus yang ada dengan yang tidak ada pada saat terjadi peristiwa
sasaran. Subjek diminta mengenali kembali apakah yang ada pada tes ingatan sama
dengan stimulus yang ada pada tahap belajar.
b.
Tes Recall
Subjek diminta untuk memproduksi
stimulus-stimulus yang ada dengan yang tidak ada pada saat terjadi peristiwa
sasaran. Subjek diminta menghasilkan kembali stimulus-stimulus yang telah
disajikan dalam tahap belajar.
2. Tes
Ingatan Tidak Langsung (implicit)
Subjek
melakukan aktivitas-aktivitas kognitif atau motorik. Perintah-perintah tes
mengacu pada tugas-tugas yang sedang dihadapi, dan bukan pada peristiwa
sebelumnya. Subjek tidak diinstruksikan untuk menggunakan tahapan belajar
sebagai acuan. Tes-tes ingatan tidak langsung misalnya : tes pengetahuan
konsepsual, factual, leksikal, persepsual dan pengetahuan procedural.
a.
Tes Pengetahuan Konsepsual, Leksikal dan
Persepsual
Tes-tes yang mengukur pengetahuan
factual dan konsepsial misalnya menugaskan kepada subjek untuk mengingat
kembali pengetahuan umum, menyebutkan anggota-anggota satu kategori semantic,
menyebutkan kata lain yang berasosiasi dengan kata-kata tertentu.
b.
Tes pengetahuan procedural
Tes ini meliputi tes-tes belajar
ketrampilan dan pemecahan masalah. Tes ini dapat mencakup tugas-tugas
persepsual motorik misalnya menelusuri jejak satu lampu yang bergerak pada satu
trek bundar dan menggambar melalui kaca. Tugas yang lain lebih menyangkut
perkembangan ketrampilan kognitif, misalnya membaca teks yang hurufnya
terbalik. Dan tugas pemecahan masalah misalnya memecahkan teka teki jigsaw
puzzle dan tower of Hanoi puzzle.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
ingatan
1. Ingatan
Jangka Pendek
Materi
yang disimpan didalam ingatan jangka pendek berlangsung kurang dari 30 detik.
Jika disajikan secara serial maka jumlah item yang dapat disimpan adalah antara
2 sampai 5 item. Ingatan jangka pendek memiliki kapasitas mengingat objek
berkisar 7 item atau antara 5 sampai dengan 9 item. Informasi yang disimpan
dalam ingatan jangka pendek biasanya berupa kode auditori (bunyi) dapat pula
menggunakan kode semantic dan visual. Faktor yang mempengaruhi ingatan jangka pendek meliputi :
a.
Efek Posisi Serial (The Serial Position Effects)
Objek-objek yang berada pada posisi
atau urutan bagian awal (depan) dan juga akhir (belakang) akan cenderung
diingat lebih baik dari pada objek-objek yang berada pada urutan tengah.
Pengaruh informasi yang terletak pada daftar urutan awal penyajian terhadap
kuatnya ingatan disebut Primary Effects. Sedangkan pengaruh informasi yang
terletak pada daftar urutan terakhir penyajian terhadap kuatnya ingatan disebut
Recency Effects.
Informasi yang terletak dibagian
awal atau depan akan lebih dulu memasuki ingatan jangka pendek sehingga
memungkinkan dilakukan pengulangan di dalam pikiran secara memadai untuk
kemudian dipindahkan kedalam ingatan jangka panjang. Informasi yang terletak di
tengah urutan, ketika memasuki ingatan jangka pendek bersamaan waktunya dengan proses pengulangan
informasi dibagian depan, sehingga hanya sedikit kapasitas bagi pengulangan
kembali informasi yang terletak ditengah. Dengan demikian informasi yang
terletak ditengah urutan belum sampai dipindahkan ke ingatan jangka panjang.
Sementara itu informasi yang terletak dibagian akhir cenderung diingat lebih
baik sebab informasinya masih berada pada ingatan jangka pendek pada waktu di
Recall.
2. Ingatan
Jangka Panjang
Proses
penyimpanan informasi jangka panjang bersifat permanen (berlangsung lebih lama
dari beberapa menit dan waktu yang tidak terbatas). Disimpan dalam bentuk
maknanya atau semantic. Factor yang mempengaruhi ingatan jangka panjang antara
lain:
a.
Keahlian (Expertise)
Keahlian dalam suatu bidang memiliki
pengaruh yang sangat besar terhadap ingatan seseorang. Orang akan dapat
mengingat bahan dan informasi baru dengan baik apabila ia memiliki latar
belakang pengetahuan yang cukup baik dibidang tersebut.
b.
Pemberian Kode Khusus (Encoding Specificity)
Prinsip pemberian kode khusus ialah
seseorang akan mudah mengingat kembali suatu peristiwa yang terjadi hanya jika
sesuai dengan bekas yang ditemukan dalam ingatannya. Orang akan mengingat
kembali informasi dengan lebih baik jika situasinya sama dengan situasi pada
waktu ia melakukan proses pemberian kode sebelumnya.
c.
Emosi atau Affek
Aktivitas mengingat juga dipengaruhi oleh keadaan
emosi seseorang. Pertama, dalam mengingat kata-kata maka orang cenderung
mengingat lebih baik pada kata-kata yang menyenangkan daripada kata-kata yang
menyedihkan atau yang netral. Fenomena ini disebut Pollyanna Principles yaitu
satuan informasi yang secara emosi menyenangkan biasanya diproses lebih efisien
dan tepat daripada informasi yang mengandung kesedihan. Kedua, kesamaan suasana
hati (mood congruence) yaitu ingatan menjadi lebih baik jika bahan yang
dipelajari sama dengan suasana hati yang
berlangsung pada saat itu. Ketiga, ketergantungan pada suasana hati
(state dependence). Ketergantungan ini terjadi apabila seseorang mengingat
informasi lebih baik dalam suasana hati sekarang yang sesuai dengan suasana
hati pada saat bahan itu pertama kali dipelajari atau diterima. Sebagian hasil
penelitian ada yang mendukung sebagian yang lain tidak mendukung. Penelitian
terakhir dilakukan oleh Eich Macaulay dan Ryan (1994) menyimpulkan bahwa orang
cenderung mengingat kembali dengan lebih baik terhadap peristiwa yang pernah
dialami ketika ia berada dalam suasana hati yang cocok dengan suasana hati pada
saat ia pertama kali menerima informasi itu daripada dengan suasana hati yang
tidak sama.
Factor-faktor yang mempengaruhi ketepatan mengingat kembali
peristiwa yang lalu antara lain :
1. Lamanya
waktu yang telah dilalui sejak peristiwa itu dialami seseorang. Misalnya
kecelakaan lalu lintas, atau tidak naik kelas. Makin lama jarak antara waktu
peristiwa itu terjadi dengan tugas mengingat kembali makin berkurang
ketepatannya.
2. Peristiwa
itu apakah menyenangkan, netral atau menyedihkan bagi orang yang bersangkutan.
Hasil penelitian Thompson (1989) menemukan bahwa peristiwa-peristiwa yang
sangat menyenangkan 53% dapat diingat kembali dan yang netral sekitar 36%
sementara yang menyedihkan hanya 34%.
3. Self
reference effects yaitu apakah peristiwa tersebut dialami sendiri atau orang
lain. Peristiwa-peristiwa yang dialami secara langsung oleh seseorang akan
dapat diingat kembali secara lebih tepat daripada peristiwa-peristiwa yang
hanya diberitahukan atau berdasarkan pengalaman orang lain.
4. Vivid
memory atau flash-bulb memory. Vivid memori adalah ingatan terhadap peristiwa
yang pertama kali terjadi dengan sangat mengejutkan yang membuat emosi
seseorang langsung terhanyut didalam
peristiwa itu.
Cara-cara meningkatkan kinerja
ingatan
1. Imajeri
Visual
Menggunakan
imajeri mental ( gambaran mengenai sesuatu didalam pikiran). Misalnya orang
mengingat kata kerbau maka orang dapat membayangkan didalam pikirannya mengenai
gambar kerbau dibuku atau seekor kerbau berada di tengah sawah. Mengingat suatu
peristiwa orang dapat melakukannya dengan membayangkan kembali peristiwa itu
dalam pikirannya.
2. Organisasi
Mengorganisasikan
informasi sehingga membentuk suatu tatanan dan pola tertentu, misalnya berupa
serial atau hirakhis. Organisasi serial digunakan ketika seseorang harus
mengingat banyak kejadian. Ia dapat menyusun secara urutan-urutan itu sesuai
dengan waktu kejadian. Kemudian dengan cara hirakhis yaitu membagi materi yang
diingat kedalam beberapa pokok bahasan kemudian bagian demi bagian dan sub sub
bagian yang lebih kecil seperti pohin bercabang.
3. Mediasi
Menambahkan
kata-kata atau gambar-gambar didalam materi yang akan diingat. Dapat juga dilakukan
dengan membuat singkatan.
4. Symbol
Mengganti symbol
terhadap objek yang ingin diingat misalnya mengganti symbol huruf dengan symbol
angka atau sebaliknya.
5. Pendekatan
multi-model
Lebih ditujukan
kepada orang-orang yang mengalami kekurangan daya mengingat (memory deficit).
Pendekatan ini menekankan seseorang harus memperhatikan kondisi mental dan
fisiknya, sikap terhadap ingatan, konteks social menggunakan manipulasi
mental-pengulangan, perhatian terfokus pada rincian isyarat, menggunakan kode
semantik dan melibatkan aspek-aspek emosional terhadap bahan yang ingin diingat.
Hal-hal yang dapat menurunkan
kinerja ingatan:
1. Kekurangan
tidur
Berdasarkan
penelitian kelompok subjek yang memperoleh waktu tidur hanya tiga jam
menunjukkan skor tes ingatan lebih rendah daripada kelompok subjek yang
memperoleh waktu tidur selama tujuh jam.
0 komentar:
Posting Komentar