Jumat, 22 Februari 2013

Pengukuran Ingatan

Diposting oleh Riza Aftasony di 04.36


Pengukuran Ingatan (memori)
Tes-tes ingatan dapat dikelompokkan menjadi dua macam : Tes ingatan langsung (eksplisit) dan Tes ingatan tidak langsung (implisit).
1.       Tes Ingatan Langsung (eksplisit)
Tes ingatan langsung mengacu pada peristiwa-peristiwa sasaran dalam pribadi subjek yang menunjuk pada konteks ruang dan waktu. Misalnya tanggal, hari, jam, atau tempat dan lingkungan peristiwa. Peristiwa-peristiwa khas dapat berupa penyajian daftar kata-kata, gambar-gambar, kalimat-kalimat dan peristiwa-peristiwa yang dialami didalam sejarah kehidupan subjek. Tes-tes ingatan langsung misalnya tes rekognisi, dan tes recall.
a.       Tes Rekognisi
Subjek diminta membedakan antara stimulus-stimulus yang ada dengan yang tidak ada pada saat terjadi peristiwa sasaran. Subjek diminta mengenali kembali apakah yang ada pada tes ingatan sama dengan stimulus yang ada pada tahap belajar.
b.      Tes Recall
Subjek diminta untuk memproduksi stimulus-stimulus yang ada dengan yang tidak ada pada saat terjadi peristiwa sasaran. Subjek diminta menghasilkan kembali stimulus-stimulus yang telah disajikan dalam tahap belajar.
2.       Tes Ingatan Tidak Langsung (implicit)
Subjek melakukan aktivitas-aktivitas kognitif atau motorik. Perintah-perintah tes mengacu pada tugas-tugas yang sedang dihadapi, dan bukan pada peristiwa sebelumnya. Subjek tidak diinstruksikan untuk menggunakan tahapan belajar sebagai acuan. Tes-tes ingatan tidak langsung misalnya : tes pengetahuan konsepsual, factual, leksikal, persepsual dan pengetahuan procedural.
a.       Tes Pengetahuan Konsepsual, Leksikal dan Persepsual
Tes-tes yang mengukur pengetahuan factual dan konsepsial misalnya menugaskan kepada subjek untuk mengingat kembali pengetahuan umum, menyebutkan anggota-anggota satu kategori semantic, menyebutkan kata lain yang berasosiasi dengan kata-kata tertentu.
b.      Tes pengetahuan procedural
Tes ini meliputi tes-tes belajar ketrampilan dan pemecahan masalah. Tes ini dapat mencakup tugas-tugas persepsual motorik misalnya menelusuri jejak satu lampu yang bergerak pada satu trek bundar dan menggambar melalui kaca. Tugas yang lain lebih menyangkut perkembangan ketrampilan kognitif, misalnya membaca teks yang hurufnya terbalik. Dan tugas pemecahan masalah misalnya memecahkan teka teki jigsaw puzzle dan tower of Hanoi puzzle.


 
Faktor-faktor yang mempengaruhi ingatan
1.       Ingatan Jangka Pendek
Materi yang disimpan didalam ingatan jangka pendek berlangsung kurang dari 30 detik. Jika disajikan secara serial maka jumlah item yang dapat disimpan adalah antara 2 sampai 5 item. Ingatan jangka pendek memiliki kapasitas mengingat objek berkisar 7 item atau antara 5 sampai dengan 9 item. Informasi yang disimpan dalam ingatan jangka pendek biasanya berupa kode auditori (bunyi) dapat pula menggunakan kode semantic dan visual. Faktor yang mempengaruhi  ingatan jangka pendek meliputi :
a.       Efek Posisi Serial (The Serial Position Effects)
Objek-objek yang berada pada posisi atau urutan bagian awal (depan) dan juga akhir (belakang) akan cenderung diingat lebih baik dari pada objek-objek yang berada pada urutan tengah. Pengaruh informasi yang terletak pada daftar urutan awal penyajian terhadap kuatnya ingatan disebut Primary Effects. Sedangkan pengaruh informasi yang terletak pada daftar urutan terakhir penyajian terhadap kuatnya ingatan disebut Recency Effects.
Informasi yang terletak dibagian awal atau depan akan lebih dulu memasuki ingatan jangka pendek sehingga memungkinkan dilakukan pengulangan di dalam pikiran secara memadai untuk kemudian dipindahkan kedalam ingatan jangka panjang. Informasi yang terletak di tengah urutan, ketika memasuki ingatan jangka pendek  bersamaan waktunya dengan proses pengulangan informasi dibagian depan, sehingga hanya sedikit kapasitas bagi pengulangan kembali informasi yang terletak ditengah. Dengan demikian informasi yang terletak ditengah urutan belum sampai dipindahkan ke ingatan jangka panjang. Sementara itu informasi yang terletak dibagian akhir cenderung diingat lebih baik sebab informasinya masih berada pada ingatan jangka pendek pada waktu di Recall.
2.       Ingatan Jangka Panjang
Proses penyimpanan informasi jangka panjang bersifat permanen (berlangsung lebih lama dari beberapa menit dan waktu yang tidak terbatas). Disimpan dalam bentuk maknanya atau semantic. Factor yang mempengaruhi ingatan jangka panjang antara lain:
a.       Keahlian (Expertise)
Keahlian dalam suatu bidang memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap ingatan seseorang. Orang akan dapat mengingat bahan dan informasi baru dengan baik apabila ia memiliki latar belakang pengetahuan yang cukup baik dibidang tersebut.
b.      Pemberian Kode Khusus (Encoding Specificity)
Prinsip pemberian kode khusus ialah seseorang akan mudah mengingat kembali suatu peristiwa yang terjadi hanya jika sesuai dengan bekas yang ditemukan dalam ingatannya. Orang akan mengingat kembali informasi dengan lebih baik jika situasinya sama dengan situasi pada waktu ia melakukan proses pemberian kode sebelumnya.
c.       Emosi atau Affek
Aktivitas mengingat juga dipengaruhi oleh keadaan emosi seseorang. Pertama, dalam mengingat kata-kata maka orang cenderung mengingat lebih baik pada kata-kata yang menyenangkan daripada kata-kata yang menyedihkan atau yang netral. Fenomena ini disebut Pollyanna Principles yaitu satuan informasi yang secara emosi menyenangkan biasanya diproses lebih efisien dan tepat daripada informasi yang mengandung kesedihan. Kedua, kesamaan suasana hati (mood congruence) yaitu ingatan menjadi lebih baik jika bahan yang dipelajari sama dengan suasana hati yang  berlangsung pada saat itu. Ketiga, ketergantungan pada suasana hati (state dependence). Ketergantungan ini terjadi apabila seseorang mengingat informasi lebih baik dalam suasana hati sekarang yang sesuai dengan suasana hati pada saat bahan itu pertama kali dipelajari atau diterima. Sebagian hasil penelitian ada yang mendukung sebagian yang lain tidak mendukung. Penelitian terakhir dilakukan oleh Eich Macaulay dan Ryan (1994) menyimpulkan bahwa orang cenderung mengingat kembali dengan lebih baik terhadap peristiwa yang pernah dialami ketika ia berada dalam suasana hati yang cocok dengan suasana hati pada saat ia pertama kali menerima informasi itu daripada dengan suasana hati yang tidak sama.

Factor-faktor  yang mempengaruhi ketepatan mengingat kembali peristiwa yang lalu antara lain :
1.       Lamanya waktu yang telah dilalui sejak peristiwa itu dialami seseorang. Misalnya kecelakaan lalu lintas, atau tidak naik kelas. Makin lama jarak antara waktu peristiwa itu terjadi dengan tugas mengingat kembali makin berkurang ketepatannya.
2.       Peristiwa itu apakah menyenangkan, netral atau menyedihkan bagi orang yang bersangkutan. Hasil penelitian Thompson (1989) menemukan bahwa peristiwa-peristiwa yang sangat menyenangkan 53% dapat diingat kembali dan yang netral sekitar 36% sementara yang menyedihkan hanya 34%.
3.       Self reference effects yaitu apakah peristiwa tersebut dialami sendiri atau orang lain. Peristiwa-peristiwa yang dialami secara langsung oleh seseorang akan dapat diingat kembali secara lebih tepat daripada peristiwa-peristiwa yang hanya diberitahukan atau berdasarkan pengalaman orang lain.
4.       Vivid memory atau flash-bulb memory. Vivid memori adalah ingatan terhadap peristiwa yang pertama kali terjadi dengan sangat mengejutkan yang membuat emosi seseorang langsung terhanyut  didalam peristiwa itu.
Cara-cara meningkatkan kinerja ingatan
1.       Imajeri Visual
Menggunakan imajeri mental ( gambaran mengenai sesuatu didalam pikiran). Misalnya orang mengingat kata kerbau maka orang dapat membayangkan didalam pikirannya mengenai gambar kerbau dibuku atau seekor kerbau berada di tengah sawah. Mengingat suatu peristiwa orang dapat melakukannya dengan membayangkan kembali peristiwa itu dalam pikirannya.
2.       Organisasi
Mengorganisasikan informasi sehingga membentuk suatu tatanan dan pola tertentu, misalnya berupa serial atau hirakhis. Organisasi serial digunakan ketika seseorang harus mengingat banyak kejadian. Ia dapat menyusun secara urutan-urutan itu sesuai dengan waktu kejadian. Kemudian dengan cara hirakhis yaitu membagi materi yang diingat kedalam beberapa pokok bahasan kemudian bagian demi bagian dan sub sub bagian yang lebih kecil seperti pohin bercabang.
3.       Mediasi
Menambahkan kata-kata atau gambar-gambar didalam materi yang akan diingat. Dapat juga dilakukan dengan membuat singkatan.
4.       Symbol
Mengganti symbol terhadap objek yang ingin diingat misalnya mengganti symbol huruf dengan symbol angka atau sebaliknya.
5.       Pendekatan multi-model
Lebih ditujukan kepada orang-orang yang mengalami kekurangan daya mengingat (memory deficit). Pendekatan ini menekankan seseorang harus memperhatikan kondisi mental dan fisiknya, sikap terhadap ingatan, konteks social menggunakan manipulasi mental-pengulangan, perhatian terfokus pada rincian isyarat, menggunakan kode semantik dan melibatkan aspek-aspek emosional terhadap bahan  yang ingin diingat.
Hal-hal yang dapat menurunkan kinerja ingatan:
1.       Kekurangan tidur
Berdasarkan penelitian kelompok subjek yang memperoleh waktu tidur hanya tiga jam menunjukkan skor tes ingatan lebih rendah daripada kelompok subjek yang memperoleh waktu tidur selama tujuh jam.


0 komentar:

 

Stroberi Note's Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea